Peran Syafruddin dalam Menjaga Kestabilan Ekonomi

Oleh: Siti Lilik Nur Rohmah – 180310180027

 

Pada 27 Desember 1949, Belanda mengakui kedaulatan RIS (Republik Indonesia Serikat). Peristiwa pengakuan kedaulatan ini tidak lepas dari KMB (Konfrensi Meja Bundar) sebagai kelanjutan dari Perjanjian Linggarjati, Renville, dan Roem Royen yang tidak mencapai titik temu. KMB merupakan akhir dari kelangsungan Pemerintah Belanda mendominasi dan melakukan ekspansinya di Indonesia. Konferensi tersebut dilaksanakan mulai dari tanggal 23 Agustus sampai dengan 2 November 1949 di Den Haag, Belanda dan menghasilkan pengakuan Belanda atas RIS.

Namun, secara hukum Pemerintah Indonesia belum sepenuhnya berada ditangan Indonesia karena pihak Belanda menunggu terbentuknya Pemerintah RIS terlebih dahulu. Proses pengakuan kedaulatan ini juga terjadi di Yogyakarta oleh Sultan Hamengkubuwono IX, berupa penyerahan RI kepada RIS. Setelah berbagai peristiwa yang terjadi pada akhir tahun 1949, pada awal tahun 1950 dunia internasional mulai mengakui kedaulatan Indonesia.

Pengakuan kedaulatan seutuhnya yang telah disandang  justru menjadi persoalan tersendiri bagi Indonesia, hal ini dikarenakan salah satu poin dari perjanjian yang dilakukan antara Indonesia dan Belanda adalah penyerahan seluruh kekayaan dan hutang Hindia Belanda ketika Belanda masih mengambil alih Hindia Belanda.

Pewarisan hutang Belanda ini tentu menjadi persoalan tersendiri bagi Indonesia yang baru saja  bangkit dari cengkraman Belanda. Lantas permasalahan ekonomi apa yang diwariskan Belanda pasca kedaulatan Indonesia? Bagaimana upaya pemerintah dalam memakmurkan rakyat ditengah hutang yang melilit Indonesia? Bagaimana penerapan kebijakan pengguntingan uang yang dilakukan Syafruddin Prawiranegara sebagai langkah awal ‘nasionalis uang’ di Indonesia?

 

Permasalahan Ekonomi

Dalam Ekonomi Indonesia (2016) Boediman memaparkan hasil KMB dalam bidang ekonomi yang dituangkan dalam Kesepakatan Ekonomi Keuntungan (Financial-Economic Agreement) yang berisi:

  1. Perusahaan-perusahaan Belanda diperbolehkan beroperasi kembali seperti sebelum perang, termasuk kebebasan untuk mentransfer keuntungannya.
  2. Indonesia menanggung pembayaran utang Pemerintah Hindia Belanda (dalam dan luar negeri) sebesar USD 1,13 miliar.
  3. Untuk kebijakan tertentu (misalnya: nasionalisasi), Indonesia meminta persetujuan Pemerintah Belanda terlebih dahulu.
  4. Indonesia menanggung biaya 17.000 karyawan eks Belanda yang berada di Indonesia selama 2 tahun dan mempertahankan 26.000 tentara eks KNIL (Koninklijke Nederlandsch-Indische Leger) atau Tentara Kerajaan Hindia Belanda.

Berdasarkan hasil KMB tersebut, memunculkan permasalahan bagi perekonomian Indonesia yang sedang tidak stabil pasca perang. Selain itu, masyarakat yang menderita akibat perang yang berlangsung ditahun-tahun awal kemerdekaan merasa membutuhkan adanya perbaikan ekonomi. Selain itu golongan petinggi mulai menuntut untuk menjadi pemegang kendali perekonomian nasional.

Persoalan tersebut akhirnya mendapat tanggapan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia Serikat, Syafruddin Prawiranegara. Beliau merasa memerlukan sebuah terobosan baru untuk menangkal terjadinya perluasan defisit (berkurangnya kas negara atau pengeluaran lebih besar daripada pemasukan) akibat warisan hutang dari Belanda.

Syafruddin Prawiranegara, Pionir Kemakmuran Rakyat

Hutang yang diwariskan Belanda merupakan suatu petaka tersendiri bagi Indonesia, sehingga pemerintah perlu mengeluarkan mata uang sendiri sebagai alat kestabilan ekonomi. Penggunaan mata uang resmi di Indonesia sebenarnya telah ada sejak Pemerintah Belanda masih berkuasa di Indonesia. Hingga tahun 1945, tercatat ada tiga jenis mata uang resmi yang beredar di Indonesia, yaitu Mata Uang NICA (Netherlands Indies Civil Administration) yang biasa disebut dengan Uang Merah, Mata Uang Jepang, dan uang kertas yang dikeluarkan oleh De Javasche Bank (DJB) disebut dengan Uang Federal.

Uang NICA

Sumber: https://www.kemenkeu.go.id/profil/sejarah/artefak/uang-nica/

Diakses pada 4 desember 2019 pukul 10:15.

uang 1

Uang Jepang

Sumber : http://www.uang-kuno.com/2012/03/1943-dai-nippon-teikoku-seihu.html Diakses pada 4 desember 2019 pukul 10:15

.uang 2

Uang Hindia Belanda (DJB)

Sumber : https//upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/b/b3/Javasche_bank.jpg.

Diakses pada 8 Desember 2019 pukul 16.07

uang 3

Ori
Sumber :  Oeang Noesantara, 2015: 147 dalam skripsi Engraving Mata Uang Kertas Republik Indonesia Masa Pasca Kemerdekaan Tahun 1945-1965 oleh Herman UNY 2016

uang 4

Ditengah gejolak revolusi kemerdekaan dan maraknya penggunaan mata uang sebagai alat tukar, pemerintah mulai menyadari pentingnya sebuah mata uang bagi negara yang sekaligus dapat digunakan untuk menghilangkan kerak-kerak penjajahan. Akhirnya pada tanggal 29-30 Oktober 1946, pemerintah menetapkan ORI (Oeang Republik Indonesia) sebagai mata uang resmi Indonesia.

ORI disebut juga sebagai uang putih atau uang revolusi karena lahir ditengah revolusi Indonesia. ORI sendiri merupakan mata uang pertama yang secara resmi dikeluarkan pada bulan Oktober 1946 oleh Pemerintah Indonesia sebagai upaya penstabilan ekonomi nasional, hampir bersamaan dengan pengeluaran mata uang NICA oleh Belanda yang mulai menguasai Indonesia.

ORI digagas oleh Syafruddin Prawiranegara pada saat menjabat sebagai Menteri Muda Keuangan pada Kabinet Sjahrir ke II dan Menteri Keuangan pada Kabinet Syahrir III pada saat masih menjabat sebagai anggota KNI Karesidenen Periangan. Namun, ORI hanya bisa digunakan pada daerah yang secara de facto diakui kedaulatannya oleh Belanda seperti Sumatera, Jawa, dan Madura. Sedangkan untuk wilayah lain masih menggunakan mata uang daerah yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah tersebut. Uang daerah yang pernah dikeluarkan antara lain adalah Oeang Darurat Republik Indonesia (ODRI).

Pada tahun 1948, Syafruddin menjadi Menteri Kemakmuran, ia bertanggung jawab atas kemakmuran rakyat. Untuk menciptakan kemakmuran rakyat ditengah kelesuan ekonomi ini, ia menggalakkan peraturan seperti pengumpulan bahan makanan oleh pemerintah dan pemberantasan penimbunan bahan penting (sembako).

Selain itu, ia juga memberi kebebasan pada rakyat untuk berusaha sendiri. Sebagai bahan propagandanya terhadap rakyat, ia menerbitkan buku-buku terkait pembuatan barang-barang sehari-hari. Dalam sektor agraris, ia membuat waduk-waduk dan memperbaiki irigrasi agar mendapatkan hasil yang maksimal. Berbagai kebijakan yang telah dilakukan tersebut ternyata tidak mampu memakmurkan rakyat secara maksimal karena pada 1948-1949, Belanda melancarkan ekspansinya atas Indonesia dengan melakukan Agresi Militer Belanda II.

 

Kebijakan untuk Mengatasi Perekonomian Pasca Perang

Agresi yang dilakukan oleh Belanda tersebut menimbulkan ketidakstabilan ekonomi sehingga menurunkan nilai tukar ORI. Hal ini membuat Syafruddin membuat sebuah kebijakan yang dapat dikatakan cukup nekat. Syafruddin membuat kebijakan pengguntingan nilai mata Uang Merah (NICA) yang beredar di masyarakat. Kebijakan tersebut berlangsung singkat sekitar enam bulan, mulai dari Maret hingga Agustus 1950.

Kebijakan ini dibuat karena banyaknya Uang Merah yang beredar sehingga Indonesia mengalami defisit yang cukup drastis, ditambah kewajiban Indonesia untuk membayar seluruh hutang Belanda baik dalam maupun luar negeri. Pengguntingan uang ini diharapkan dapat menaikan nilai tukar ORI dalam negeri.

Proses Pengguntingan Uang ala Syafruddin

Pada tanggal 10 Maret 1950 secara resmi Syafruddin menetapkan pengguntingan nilai mata uang lembaran rp 5 dan di atasnya menjadi bernilai setengah. Proses ini dilakukan dengan cara menggunting uang NICA menjadi dua bagian. Bagian kiri digunakan sebagai mata uang absah yang dapat digunakan untuk alat tukar dengan nilai setengahnya. Potongan ini hanya berlaku beberapa saat karena harus segera ditukar dengan lembar uang yang sah kepada pemerintah.

Sedangkan bagian kanan yang bernilai setengahnya juga, tidak dapat digunakan sebagai alat pembayaran langsung karena harus ditukarkan dulu dengan obligasi negara yang kemudian akan dibayarkan 40 tahun dan mendapatkan bunga bank yang besarnya ditetapkan Pemerintah.

Pengguntingan tidak hanya berlaku bagi uang real yang beredar di masyarakat saja, namun berlaku juga pada simpanan uang yang masyarakat lakukan pada pemerintah (bank). Untuk mata uang pecahan rp 2,5 dan ORI tidak mendapat imbas pengguntingan.

pengguntingan uang

Pengguntingan Uang

Sumber : https://tirto.id/gunting-uang-ala-menkeu-syafruddin-demi-atasi-krisis-ekonomi-cXja

 

Gebrakan baru ini dianggap ampuh untuk menyelesaikan berbagai persoalan ekonomi pada masa itu seperti menumpuknya hutang negara, inflasi yang melambung tinggi, dan naiknya harga kebutuhan pokok yang semakin memparah keadaan ekonomi Indonesia. Permasalahan ekonomi tersebut terjadi semasa pemerintahan kembali ke Belanda oleh NICA. Belanda membuat kebijakan pelarangan aktivitas ekspor impor oleh Pemerintah Indonesia yang mengakibatkan penumpukan barang sehingga harga jual barang tersebut melambung tinggi dan mengalami kelangkaan.

Selain Gunting Syafruddin, pemerintah memberlakukan kebijakan lain yaitu, kebijakan sertifikat devisa. Kebijakan ini dibuat untuk mengurangi impor yang semakin melonjak dan meningkatkan ekspor sebagai pemasok devisa negara. Kebijakan ini dilakukan dengan memberikan insentif langsung bagi para eksportir, sedangkan importir mendapatkan penalty (dis) intentif untuk setiap upaya impor.

Kebijakan tersebut sangat berdampak bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia, dimana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, peternak, nelayan dan sebagainya. Kebijakan ini dilakukann dengan berbagai pertimbangan. Demi kelancaran perekonomian Indonesia, Syafruddin membuat metode sekaligus kalkulasi ekspor impor yang sesederhana mungkin sehingga mudah dipahami dan dapat terealisasikan. Kedua kebijakan pamungkas tersebut terbukti mampu menekan defisit Indonesia pada saat masa revolusi.

Perang dan perekonomian menjadi dua hal yang berkaitan. Perang dapat menyebabkan perekonomian yang semula baik-baik saja menjadi terimbas hingga menghancurkan negara. Di Indonesia para pejuang bangsa telah berjuang untuk melawan penjajhan hingga pada puncaknya ketika Belanda secara langsung meluncurkan Agresi Militer II di Yogyakarta dan melahirkan kesepakatan pengakuan kedaulatan oleh Belanda melalui KMB.

Indonesia sebagai negara berdaulat sudah sepatutnya memiliki mata uang sendiri sebagai bukti kedaulatan. Hutang Belanda yang diwariskan pasca perang sendiri tidak dapat dibilang sedikit, hal ini mengakibatkan Pemerintah Indonesia melakukan beberapa upaya untuk menstabilkan perekonomian kembali.

Syafruddin Prawiranegara selaku Menteri Kemakmuran menggagas pembuatan ORI sebagai alat pembayaran sah yang dapat bersaing dengan mata uang Belanda, Jepang, dan NICA. Kebijakan yang diambil demi menjaga kestabilan nilai tukar ORI adalah melakukan kebijakan yang disebut dengan Gunting Syafruddin dan dibarengi dengan kebijakan sertifikat devisa sebagai suatu gebrakan baru untuk menangani permasalahan ekonomi.

Sumber Refrensi

Buku

Kadiman, Kusmayanto. 2014. Tanpa Gaptek dan Gubsos Menuju Indonesia Bisa!.  Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Boediman. 2016. Ekonomi Indonesia Dalam Lintasan Sejarah . Bandung : Mizan

Buku Catatan pribadi dalam mata kuliah Sejarah Revolusi Kemerdekaan Indonesia (1945-1950) oleh Dr. Widyo Nugrahanto,SS., M.Si. pada 11 November 2019

Jurnal dan Skripsi

Herman . 2016. Engraving Mata Uang Kertas Republik Indonesia Masa Pasca Kemerdekaan Tahun 1945-1965dalam. Skripsi. Yogyakarta : UNY.

Musri Indra wijaya, dkk. tt. Peran Syafruddin Prawiranegara dalam Mempertahankan Kedaulatan NKRI dari Agresi Militer Belanda II di Riau, tahun 1948-1949. Jurnal. Riau : Prodi Pendidikan Sejarah Universitas Riau.

Maesaroh, Nani. tt. Peranan Oeang Republik Indonesia (ORI) Dalam Periode Revolusi Kemerdekaan 1946-1950. Jurnal.

Internet

Iswara N. R. 2018. Gunting Uang Ala Menkeu Syafruddin Demi Atasi Krisis Ekonomi. https://tirto.id/gunting-uang-ala-menkeu-syafruddin-demi-atasi-krisis-ekonomi-cXja diakses pada 30 November 2019 pada pukul 20:16.

Kemenkeu. 2017. Sejarah Artefak Uang Nica. https://www.kemenkeu.go.id/profil/sejarah/artefak/uang-nica/ diakses pada 4 desember 2019 pukul 10:15.

Uang Kuno. 2018. Dai Nippon Teikoku Seihu. http://www.uang-kuno.com/2012/03/1943-dai-nippon-teikoku-seihu.html diakses pada 4 desember 2019 pukul 10:15.

Wikipedia.2016.

https//upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/b/b3/Javasche_bank.jpg.Diakses pada 8 Desember 2019 pukul 16.07

 

 

Posted in: Tidak Dikategorikan

Tinggalkan komentar